
ARblog – Assalamualaikum brosist,how’s life? Semoga tetap sehat dan semangat ya..

Rasanya sudah lumayan lama saya gak nulis di blog yang sederhana ini,kalau blog ini adalah sebuah rumah atau kamar,mungkin sudah berdebu dan dipenuhi jaring laba-laba XD #skip. Oke,berawal dari mood yang gak karuan semenjak ditinggal rusak (loh :D) sama IEM kesayangan,membuat saya jadi agak males nulis karena sudah gak mood duluan brosist.
Sebelumnya,ada yang tau gak ya IEM itu apa? IEM itu singkatan dari In-Ear Monitor atau sebuah Earphone yang desainnya masuk ke dalam bagian telinga. Saya sendiri menyukai tipe earphone seperti ini sejak awal,karena noise cancellationnya yang baik. Lah? Kok sudah ke bagian noise cancellation aja? :D. Kembali ke awal brosist..
IEM/Earphone saya yang bermerk iRiver seri IDP-550 yang saya beli di Carrefour pada pertengahan 2014 lalu,tiba-tiba saja rusak dan mati sebelah. Padahal,earphone ini sudah klop dengan telinga saya,dengan karakter suara yang allrounder,bisa handle semua karakter suara dan karakter lagu dengan kualitas suara yang lumayan. Earphone iRiver ini dulu saya beli di Carrefour seharga Rp 50.000,- saja brosist. Murah? Saya juga kaget,dengan harga yang segitu murahnya saya bisa dapat earphone berkualitas dengan output suara yang mantap.. Mungkin,karena itulah dibentuk group Audio Kere Hore di Facebook.
Kere Hore disini bukannya ngenyek atau gimana brosist. Maksudnya adalah,hobi audio itu gak selalu harus mahal dan mengeluarkan banyak uang untuk memilikinya,buktinya dengan dana yang tak terlalu besar kita bisa mendapatkan audio yang berkualitas. Biar Kere,Tetap Hore! Begitulah kiranya yang selalu mereka kumandangkan di grup tersebut. So,jangan minder kalau punya budget sedikit tetapi mau hobby di bidang audio! Semua pasti ada jalannya.. Oke,back to topic!
Berdasarkan azas atau hukum dari KerHor’Ers tersebut (hayah :D),saya pun jadi menyukai hunting barang-barang audio yang sekiranya bisa masuk ke dompet kalangan anak SMA. Ya,salah satu contohnya adalah iRiver IDP-550 dan iRiver ICP-770 yang pernah saya miliki,dan pada akhirnya rusak :(.
Setelah konsultasi oleh para punggawa KerHor,dan mengamati beberapa IEM yang sekiranya masuk ke kantong saya,akhirnya saya mengaudisi 3 jenis earphone IEM yang akan saya beli. Yaitu LG QuadBeat 2,Phrodi POD007 aka Jimbon,serta Xiaomi Mi Piston 2.



Dari segi harga,mereka ber 3 cukup terpaut jauh perbedaannya. LG Quadbeat 2 harganya Rp 70.000,- (kondisi loosepack),Phrodi POD007 harga normalnya 125.000,-,serta Xiaomi Mi Piston 2 seharga lebih dari 200.000,-. Tentu dari segi harga,LG Quadbeat lah yang menang. Lalu disusul oleh Phrodi Jimbon,dan Xiaomi Piston 2. Untuk LG Quadbeat saya naksir dengan harganya,dan menurut para reviewer IEM ini cukup worth untuk dimiliki di angka 70 ribuan. Saya coret,karena kabelnya yang berbentuk pipih.. Agak trauma dengan bentuk kabel seperti ini. Phrodi POD007 juga sebenarnya tertarik dengan karakter bassnya yang baik menurut para reviewer,lagi-lagi saya coret karena satu dan lain hal. Akhirnya,menjatuhkan hati kepada Xiaomi Mi Piston 2.
Secara kebetulannya,salah satu dulur D’Gujubar,yaitu mas Alfie Adhitya aka Mbah Dharmo FBY Tulen aka absoluterevolovers aka imotorium (banyak amat a.k.a nya -_-) ternyata juga penggemar Audio Kere Hore. Dan secara kebetulannya lagi,doi punya Xiaomi Piston 2 yang sedang nganggur di rumahnya. Langsung saya kontak dan doi mengiyakan untuk menghibahkan earphone keren ini dengan harga yang miring kepada saya. Sungguhlah beruntung XD.

Singkat cerita,Xiaomi Mi Piston 2 mantannya Mbah Dharmo ini sudah berada di tangan saya. Bagaimana impresinya dari berbagai sisi? Apakah earphone ini worth untuk dimiliki di kisaran harga baru Rp 200.000 an? Let’s check this one out!
1. Impresi Pemakaian & Design

Impresi pemakaiannya,ya seperti IEM-IEM lainnya lah. Gak terlalu beda,karena memang bentuknya yang lurus dan minim lekukan sekilas mirip dengan iRiver saya yang telah rusak. IMHO Earphone ini sangat nyaman digunakan bagi anda yang mempunyai diameter lubang telinga yang cukup besar XD,karena bahan dari IEM ini adalah Beryllium,jadi agak sakit jika dipakai lama oleh seseorang yang memiliki telinga kecil. So far,saya pakai selama 2 jam lebih masih asik untuk dipakai.


Designnya? Jangan ditanya brosist. Kalau saya boleh berkata,This is the masterpiece in the body of earphone! Yup,bentuknya yang mirip piston pada motor ini serta tekstur kasar yang dimilikinya,menimbulkan kesan elegan saat pertama kali melihatnya. Belum lagi,ditambah warna Gold yang melapisi sektor body,microphone,serta Jack 3,5 mmnya,membuatnya semakin terlihat elegan di kesan pertama melihat. Tak hanya itu,kabel ini dilapisi oleh bahan semacam kain yang membuatnya jadi anti-kusut! Salah satu permasalahan yang sering mendera para IEM lovers yaitu kabel kusut akan hilang saat memakai Xiaomi Mi Piston 2 ini.




Packagingnya pun ciamik,simple but so elegant. Hanya dibungkus oleh kertas semacam pembungkus kue yang berisi tentang instruksi dan spesifikasi earphone ini,lalu didalamnya terdapat box mika berwarna coklat yang didalamnya lagi telah tersedia Xiaomi Mi Piston 2 yang telah dikemas rapi di tempat yang terbuat dari karet! It’s such a beautiful packaging from Xiaomi. Wangi coklat yang tercium dari boxnya pun makin membuat kesan pertama yang indah untuk sang tester/reviewer. Tak heran,banyak media dari dalam negeri maupun luar negeri serta para pengamat audio menobatkan Xiaomi Mi Piston 2 sebagai Earphone dengan desain terbaik dengan range harga dibawah 50$. Nice works,Xiaomi!


2. Karakter Suara
Jujur saya bukan reviewer yang sudah handal dalam mereview audio. Maklum,baru tahu earphone kerhor pun pertengahan tahun lalu. Jadi saya kutip dari beberapa situs baik luar negeri maupun dalam negeri,dan bisa disimpulkan bahwa Xiaomi Mi Piston 2 ini mempunyai karakter suara yang Allrounder. Atau,earphone ini bisa menghandle semua jenis lagu dengan output suara yang lumayan bagus. Mulai dari Bass,treble,hingga vocal pun tak ada yang rebutan untuk menang sendiri disini. Semua suara yang dihasilkan dari lagu seakan klop terdengar di telinga. Tentu,earphone ini akan terasa sangat menyenangkan bagi para awam audio seperti saya. Karena tidak mengkhususkan untuk unggul di satu sisi suara saja.
Beruntungnya lagi,Mi Piston 2 yang saya sudah miliki ini sudah di burn selama lebih dari 100 jam. One more thank to Mbah Dharmo :D. Jadi,suara yang dikeluarkan pun lebih maksimal. Saat test dengan menggunakan BlackBerry Javelin 8900,dan lagu yang berbagai macam mulai lagu The Nights by Avicii,lalu lagu Thinking Out Loud by Ed Sheeran,serta berbagai lagu yang berbeda genre pun,si Piston tetap memberikan output suara yang bagus dan tak kalah dengan IEM lain seharga diatasnya. Apalagi bassnya yang aduhai,bikin betah aja nyetel lagu mulu :D. Tentu harus ada batasan ya brosist,jangan sampe kelamaan karena bahaya tuh buat telinga..
3. Pros & Cons
Kelebihannya adalah,IEM ini merupakan salah satu IEM terbaik di rentang harga yang ditempatinya. Desain yang diatas rata-rata,material yang digunakan juga diatas rata-rata IEM sekelasnya,serta berbagai kelebihan lainnya. Suara yang dihasilkan juga tidak mengecewakan lagi-lagi dengan harga yang dipasarkan oleh Xiaomi.
Kekurangannya,IEM ini mungkin akan sedikit membuat sakit telinga yang diameter lubangnya kecil,karena desainnya yang membulat tajam dan materialnya yang terbuat dari semacam allumunium. Hal ini mungkin akan sedikit menyiksa jika dipakai secara lama brosist. Dan pada beberapa tipe HP,tombol mute serta tombol Vol Up&vol Down serta mic tidak dapat berfungsi.
Verdict
Earphone ini cukup mengagumkan bagi saya,mengingat harganya yang murah tetapi memiliki build quality yang jempolan. Rasanya,Xiaomi tak mau membuat hal yang biasa-biasa saja bagi konsumennya. Bahkan,packagingnya pun dibuat dengan sangat rapi dan artistik. Suaranya gak mengecewakan untuk harga yang ditawarkannya. Overall,Xiaomi Mi Piston 2 ini bener-bener bikin betah dengerin lagu,IMHO loh ya! Tapi,yang namanya barang buatan manusia ya gak ada yang sempurna,tetap ada kekurangannya ya brosist seperti yang sudah tertera diatas.. Jujur,saya bener-bener suka sama detailing yang diberikan oleh Xiaomi di produk earphonenya ini.. :D. Last,semoga bisa jadi referensi untuk brosist sekalian yang sedang galau memilih earphone yang bagus dengan dana yang sedikit. Tentu,di dunia Audio memang diperlukan ketelatenan dalam mencari suara yang pas untuk seleramu brosist,silahkan di audisi :).
Thanks for reading and sharing,please comment below here,and Wassalamualaikum wr.wb.
See the post related to this article :
- Mencoba Fitur HSTC di ADV 160, Benarkah Cuma “Gimmick”? Mari Buktikan!
- Review Honda ADV 160 2022 : Langsung Dibawa Touring, Ternyata Lebih Nyaman! (Part 1)
- Modul Ajaib “SDP” Otomatis Matikan Lampu Sein Setelah Belok, Cocok Buat Emak-Emak!
- Konsumsi BBM Honda PCX 160 2021 di Tangan IndoRide Jadi Boros! Berapa Angka Pastinya?
- Garasi IndoRide Kedatangan PCX 160 Si Matic Besar, Siap Dikupas Tuntas!
- Review Honda Genio Oleh Rider “Kelas Berat” ; Membelah Belantara Ibukota dan Sambangi Museum Bersejarah! SERU!
- Review Ban Aspira Premio Sportivo Setelah 20 Ribu Kilometer di Yamaha Byson
- Review Test Ride Yamaha FreeGo 125, Matic Perkotaan Yang Menyenangkan, Pas Buat Harian!
- VLOG Review Yamaha FreeGo 125, Matic Kecil Yang Lengkap dan Fungsional! (Mega Gallery)
- Bertemu Langsung Honda CB150R Exmotion di Thailand ; Pantes Bikin Bikers Indonesia Iri, Keren Banget Soalnya!
ki ki,,,, si modar mamawa linggis teu 😆
Amaann.. doi td buburu kerja jd ane gak diapa apain XD
kurang nyman model gitu…d kuping sakit…masih setia ama yg guede melingkar….gak tau namanya apa model gitu
Headphone mbah ril? begituan malah bahaya katanya mbah.. lebih merangkap kuping jd udara gak ada masuk.. kalo lama2 bisa banyak kuman.. gatau juga dah tuh 😀
Tp enak…gak bikin kuping sakit…suara bass nya menggelegar..budek budek deh…wakaka
Cieeee iem baruuu XD
Folbek aja dulu blognya 🙁
Owalah, yang beginian namanya IEM toh ya, #gaptek 😀
Saya seneng Sennheiser klo yg bginian nih (walaupun cuma punya Sony, emboh tipe apa) 😀
Iya kang saya juga baru tau kalo julukannya IEM :D. Sennheiser kemaren sih udah lirik2,kayaknya msh out of budget dah :(. Sony yg tipe walkman jgn ditanya,emang dah fokus ke bagian itu kalo sony mah,enakk suaranya 😀
Mbah cadox memang pancen Joozzz.. dada siapa sing geter2 mbah? XD
kalo ane masih puas ama performa headset ori hp samsung, kapan ya bisa kopdar ama AR blogger papan atas hehe
Kalo headset ori smartfren andromax bikin sedih kang denger suaranya XD. Wah si akang.. ane mah blogger jemuran yang masih merintis kang :D. Ayo nanti datang aja ke acara Tumplek Blek tanggal 9-10 mei.. insyaallah saya datang sama blogger2 lain dr d gujubar kang 🙂
Insya Allah bisa dateng ke tumplek blek, dulu ane pernah dateng di kopdar d gujubar
Wahhberarti saya yg newbie ya kang XD. Masuk ke grup whatsappnya aja kang..
ra melu melu,, wis cukup pake headset bawaan ;D
nitip yo https://rodaberdua.wordpress.com/2015/04/25/15/
Ayooo kang pake headset aftermarket,headset bawaan kurang joozz 😀
Terimakasih reviewnya gan, boleh saya share di FB?
Silahkan dgn senang hati.. Hehe
Dari dulu penggemar IEM, untuk nge block noise kalau lagi kerja. hahaha
Cuma itu masalahnya, gampang rusak, mungkin karena ketarik2 atau karena driver ngga kuat ya, secara kecil banget komponennya. Dan kalau rusak selain bagian jack dan kabel, ya buang, ngga bisa dibenerin, kecil gitu, harus pake solder kelas industri itu mah. Kalo headphone kan gampang ngebenerinnya.
Mulai dari Philips Fidelio, SHO9575BW, Sennheiser HD1, semua rusak dalam 1 tahunan, dan yang rusak tuh di bagian drivernya bukan kabel putus gitu, padahal ane orang apik banget, dan dipakai indoor dalam kamar doang.
Eh malah headset IEM bawaaan Sony yang ane pakenya jorok buat diluar rumah, awet sampe 3 tahun.
Kebeneran IEM bawaan sony itu rusak minggu kemarin, dan yang tersisa cuma IEM bawaan samsung yang suaranya cempreng busuk banget. Sekarang jadi galau antara beli IEM atau headphone, kalo headphone temen2 ane pada awet udah 5 tahun kaga rusak2. hahaha
Wah mantap sharingnya masbro. Yang penting sih apik aja nyimpennya biar gak cepet rusak hehe. soalnya pengalaman saya IEM Piston 2 ini rusak gara2 dirusakin sama adek wkwkwk.. padahal masih bagus dan gress banget pas udah 2 tahun krn saya nyimpennya selalu apik.