Kisah Motor Bebek ; Dulu Dicinta,Sekarang Dilupakan…

IndoRide.com – Assalamualaikum brosist,salam geber sampai redline!!

Bebek?? :D
Bebek?? 😀

Bebek,apa yang brosist pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Pastinya langsung menuju kepada binatang unggas yang berkaki selaput dan punya paruh pipih itu ya brosist. Bebek banyak dipelihara oleh para pembudidaya,ataupun kerap dipelihara oleh orang untuk diambil telurnya atau dagingnya. Ngomongin soal bebek juga pastinya kita udah kepikiran soal lezatnya olahan daging bebek yang banyak dijumpai di Indonesia. Hmm,sedaap!

Ngomongin bebek,juga pastinya gak lepas dari Legenda dunia permotoran di Indonesia,yang boleh dibilang kata ‘bebek’ ini sudah sangat terkenal dan pernah mencapai masa kejayaannya dulu.. Yap,gak salah lagi! Ialah motor berjenis Bebek,yang sudah berpuluh tahun jadi primadona di Indonesia!!

Honda Astrea Prima,salah satu legenda motor bebek terlaris di Indonesia
Honda Astrea Prima,salah satu legenda motor bebek terlaris di Indonesia

Motor yang sebenarnya bernama asli Cub atau Underbone ini (*cmiiw) entah kenapa disebut jadi ‘bebek’ di Indonesia. Yah,mana saya tahu brosist,saya lahir pun motor bebek sudah melanglang buana di Indonesia :D. Entah apa yang mendasari dinamai bebek,mungkin karena bentuknya mirip bebek?? Nanti deh coba dicari di buku sejarah.. Siapa tau aja ada yak XD.

Ngomongin sejarah motor bebek,mungkin sudah banyak dibahas di Internet ya brosist. Secara garis besarnya sih,motor bebek diciptakan karena saat itu,sekitar tahun 1940-1950an,dunia sedang mengalami krisis akibat perang yang baru saja selesai. So,dibutuhkanlah kendaraan yang kuat,gesit,namun harus tetap irit agar tidak terlalu ‘menguras kantong’ seperti kendaraan roda dua yang saat itu mengaspal. So,lahirlah motor bebek,dengan dipelopori mesin kecil yang hanya 50cc brosist.. Contohnya adalah Honda C50 ‘Super Cub’ yang saat itu sangat booming,juga Heinkel Perle dan NSU Speed yang juga menjadi pelopor motor berjenis Cub. Kita langsung aja ngomongin motor bebek di Indonesia yah brosist,daripada panjang-panjang nanti malah jadi kamus sejarah XD.

Heinkel Perle
Heinkel Perle

Motor bebek sendiri sudah menguasai pasar sepeda motor di Indonesia.semenjak berpuluh tahun yang lalu. Bisa kita lihat dari internet,seberapa besar ketertarikan masyarakat Indonesia dengan motor bebek Honda C50 pada tahun 60an,yang dijuluki sebagai ‘Bebek Unyil’ karena bentuknya yang seperti bebek :D. Jejak Honda C50 juga diikuti oleh adik-adiknya beberapa waktu setelahnya,seperti Honda C70 yang ngehits di tahun 70an dengan mesin 70ccnya yang fenomenal,lalu diikuti dengan Honda Astrea 700 dan 800 dengan segala penyempurnaan dari versi sebelumnya. Dan,hingga sampai kepada generasi Honda Astrea Prima-Star-Grand yang saat itu mendominasi penjualan..

bebek honda

Gak cuma Honda aja yang bisa bikin motor Bebek jadi dicintai di Indonesia. Banyak pabrikan lain yang juga ikutan bawa masuk motor-motor bebeknya yang gak bisa dianggap remeh kekuatan dan juga nama besarnya! Yamaha juga ikutan nimbrung,dengan motor-motor 2 Tak ‘Ngebul’nya yang istimewah sangat,karena lincah dan juga kentjang! Gak heran,motor-motor ini jadi idamannya anak muda saat itu buat sekedar nongkrong dan kenceng-kencengan.. Contohnya aja.Yamaha Force 1,lalu Yamaha F1ZR,Yamaha Crypton,Yamaha F1Z,Yamaha Alfa II R,dan juga motor ayam jago CBU,Yamaha Tiara,Suzuki RK-Cool,Honda Nova Dash,dan lain-lainnya.

Belum lagi,Suzuki yang sempat sangat famous dengan Suzuki Shogunnya,dan juga Suzuki Satria RU120 yang saat itu sangat diidolakan karena kencangnya dan modelnya yang keren banget.. Masih banyak lagi sih bila ingin disebutkan. Tahun 2000an,sudah masuk era motor 4 tak,makin banyak lagi motor-motor bebek yang menguasai Indonesia! Contohnya aja nih,seperti Honda Supra X 100,Honda Karisma,Kirana,Supra X 125,Shogun 110-125,Smash,Yamaha Vega R hingga Jupiter Z dan Jupiter MX,dan masih banyak lagi brosist.

Bebek-bebek masa kini.... *pic enoanderson
Bebek-bebek masa kini….
*pic enoanderson

Bisa dibuktikan,bahwa dalam jangka waktu tersebut,motor-motor bebek sangat digemari oleh bangsa Indonesia sebagai kendaraan ‘perang’ yang bisa diandalkan. Selain kemampuannya untung angkut-angkut,kemampuan lainnya seperti untuk mejeng dan untuk hal-hal lainnya gak diragukan lagi. Gak heran,karena motor-motor bebek ini,pabrikan yang memboyong motor tersebut ke Indonesia tercinta dapat untung yang lumayan tuh pastinya! Joss..

Selain itu,materialnya yang cenderung bagus saat itu,plus iritnya (khusus motor bebek 4 tak) dan juga kencangnya (untuk motor 2 tak) membuatnya sangat dicintai masyarakat pada waktu itu.

Evita,Revo 100 kebanggaan penulis :)
Evita,Revo 100 kebanggaan penulis 🙂

Motor bebek sempat berjaya,dan sampai di puncak popularitasnya sebagai motor yang ‘dicintai’ publik,sampai tiba waktunya…. Hal yang sudah diduga pun terjadi..

Datanglah varian motor Automatic,atau acapkali disebut ‘Metik’ disini. Motor Matic menawarkan value yang lebih baik kepada penggunanya,yang menyebabkan pamor motor bebek semakin menurun semenjak kedatangannya! Dengan diberikannya Dek depan yang rata (sebagian besar matic di Indonesia pakai dek rata),lalu pengendalian yang mudah dan gak capek karena tinggal gas-rem aja,membuat popularitasnya semakin melejit!

Tinggal gas rem doang! Siapa yang ga demen??
Tinggal gas rem doang! Siapa yang ga demen??

Mulai dari Yamaha,yang datang dengan Mio nya,dengan berbagai kelebihan yang tak didapatkan di motor bebek,Mio sukses menggaet simpati masyarakat. Lalu diikuti Honda Beat,yang populasinya saat ini? Hampir tak terbendung. Coba saja hitung ada berapa Beat yang lewat di jalanan yang kamu lewati. Hebat kalau bisa hitung dengan detail.

Honda Beat,hayo tebak berapa yang ada dijalan XD
Honda Beat,hayo tebak berapa yang ada dijalan XD

Dann.. Motor maticpun semakin dicintai,semakin diminati,hingga akhirannya pun bisa ditebak… Motor matic semakin merajalela! Masing-masing pabrikan berlomba-lomba untuk memberikan varian terbaru,perubahan terbaru,dan teknologi terbaru kepada line up motor maticnya. Seakan,motor matic ‘dimanjakan’ dengan beragam fitur terbaru,yang memudahkan penggunanya. Efeknya? Motor bebek semakin tertinggal kemajuannya…

Bisa brosist lihat sendiri saat ini,motor bebek seakan sudah kehilangan Tahtanya sebagai penguasa jalanan. Terlebih,pabrikan juga seakan ogah-ogahan untuk melakukan upgrade,baik upgrade major change ataupun hanya minor change. Sekalinya ada,hanya minor change,dan paling cuma berganti striping saja.

P1010973

Upgrade jadi injeksi sudah,jadi Helm-In sudah,jadi 150cc mesin sport sudah juga,bahkan sudah upgrade striping sana sini,dan masih tetap tidak menarik perhatian masyarakat Indonesia saat ini! Entah apa yang salah dengan motor bebek saat ini,yang membuatnya jadi semakin terpinggirkan di persaingan penjualan sepeda motor saat ini.. Contoh-contoh perubahan diatas bisa kita lihat buktinya saat ini..

Yap,mungkin memang sudah takdirnya,bahwa yang lebih kuatlah yang akan menang. Bukan soal kuat-kuatan durabilitas,ataupun masalah lainnya. Namun bila saya boleh menilai nih,masyarakat cenderung lebih memilih antara Matic ataupun Sport,tanpa ada motor bebek dalam pilihan pengganti. Hal ini sudah saya coba buktikan dalam beberapa survey ke teman dan kolega,dan rata-rata,mereka lebih memilih Matic untuk berkendara komuter,dan sport entry level 150cc untuk komuter+gaya. Bebek?

vario 150 1
Pilihan semua orang… :mrgreen:

Gak ada satupun yang memilih,dari beberapa contoh motor bebek yang saya sebutkan. Miris sekali,bahkan motor Bebek yang dulunya sangat populer,sudah hampir kalah populer dengan popularitas motor Ayam Jago yang juga semakin naik daun ini. Gak heran,penjualan motor bebek semakin bertambah tahun,semakin berkurang saja..

Padahal saya yakin,banyak dari brosist sekalian yang masih pakai dan masih sangat cinta dengan motor bebeknya,ngaku deh! Karena saya juga ngalamin nih.. si Evita alias Revo 100 yang sudah nemenin saya wara wiri dari sejak SD sampai Kuliah sekarang. Untuk soal durabilitas,saya mengalaminya sendiri. Motor bebek bolehlah diadu durabilitasnya,dan juga kualitasnya dengan motor matic! Seperti contohnya si Evita,yang masih setia menemani tanpa pernah rewel sedikitpun..

Evita,tak pernah rewel...
Evita,tak pernah rewel…

Soo,saya yakin betul,brosist yang pernah pakai motor bebek sebetulnya pasti punya kenangan tersendiri nih. Dari mulai kenangan yang manis hingga kenangan pahit,hampir pernah dirasakan saat menaiki dan memiliki motor bebek. Hmm,jadi curhat begini,inget jasa si Evita yang dahulu sering nemenin saya wara wiri membelah kemacetan dan jalan-jalan kemanamana.. :D.

Rasanya sangat pantas,bila kehadiran motor bebek masih bisa kita lihat sebagai line up motor terbaru ATPM Jepang maupun non Jepang di Indonesia.. Mengingat,jasa motor bebek yang sudah sangat banyak terhadap bangsa Indonesia,dan juga hal-hal lainnya yang bisa dipertimbangkan mengenai kelangsungan ‘hidup’ motor bebek di Indonesia ini..

Bagaimana menurutmu brosist? Pantaskah bila keberadaan motor bebek di Indonesia ini dilestarikan dengan terus adanya inovasi untuk motor Cub?

Thanks for reading and sharing,leave some comments below here,and see you on the next article.

Wassalamualaikum.

Written by Alki Rahmatullah

Follow me on..
Whatsapp : 08892377086
Facebook Fanspage : Indoride.com
Facebook : Alki Rahmatullah
Twitter : @alkirahmatullah
Gmail : rahmatullahalki@gmail.com

 

12 Comments

  1. biarpun angka penjualan mobek makin suram tapi saya tetep cinta mobek karena ketangguhannya melibas hampir semua jenis medan. diajak nanjak ayo, diajak menuruni gunung oke krn engine brake lbh mumpuni dibanding matic yg minim, lewat jalanan ancur atau polisi tidur ngga was-was mentok kena crankcase krn ground clearance cukup tinggi, umur pakai rantai penggerak roda relatif lebih lama dibanding belt nya matic, dan alasan2 lainnya

  2. sangat mah om wkwkwk . . . itu tabung gas, galon, karung beras, baju splastik jumbo, sudah pernah numpak ke depan motor wkwk fungsional banget, matic sekarang emang bisa ? paling di pinggirpinggirnya aja wkwk

  3. untuk urusan selera pasar, memang Indonesia tertinggal lebih dari satu dekade dibandingkan para tetangganya, karena di negara-negara tetangga, sejak era sembilan puluhan, mereka cenderung mengikuti gaya eropa yang ‘prefer’ mengendarai motor jenis metik dan sport.

    hal itu bukan berarti jelek, karena secara kondisi alam, sebenarnya Indonesia memang lebih cocok dengan motor yang sanggup “bekerja keras”, maka dari itulah dulu pilihan masyarakat masih condong kepada motor bebek.

    untuk itu, jika memang pelestarian varian bebek dipandang perlu, sebaiknya pabrikan juga pandai berinovasi, tidak hanya membuat bebek edisi premium dengan mesin motor sport, tetapi cukup membekali teknologi maksimal dalam kelas kubikasi kecil seperti kodrat awalnya bebek, misal dulu ada Suzuki Akira yang cuma 110cc tapi bermesin tegak dengan enam percepatan, bersuspensi monosok, dan segala kelebihannya dalam kecepatan berlari layaknya motor sport, kelicahan bermanuver layaknya motor metik, serta kemampuan mengangkut barang-barang berat (bukan hanya besar), layaknya moge (motor gerobak – lihat saja banyak tukang kelontong menyandangkan begitu banyak dagangannya di motor bebek).

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*