
IndoRide.com – Assalamualaikum brosist, salam geber sampai redline!
Broo… Alhamdulillah, di Weekend tanggal 12-14 Juli 2019 kemarin, saya bersama teman-teman Blogger dan Vlogger diundang PT. Astra Honda Motor untuk meramaikan acara Broventure Touring Jawa Tengah melewati trek Semarang-Ungaran! Acara Broventure Touring ini resmi rutin dilaksanakan mulai tahun 2018 kemarin, kebetulan sekalian meramaikan ajang MXGP 2019 yang diadakan di sirkuit BSB Mijen, Semarang, Jawa Tengah. Nah, menyambut MXGP, kami, beberapa blogger dan Vlogger diundang untuk mengikuti Trabas Special Broventure Touring menggunakan CRF150L! Judulnya menyiksa CRF150L lagi nih.. Sebab gak main-main, ridernya punya BB diatas 1 Kwintal! Hahaha…

Siapakah diaaa? tentunya saya, admin IndoRide.com yang punya berat badan kayak orang bule. Tinggi besar idaman wanita *haaahhh* kwkwkwk.. Kali ini saya akan menguji kekuatan Honda CRF150L lagi, dimana sebelumnya pernah menggunakan motor ini untuk Touring beberapa kali bersama PT. AHM. Saya juga perna melakukan trabasan bersama motor ini dan bisa dibilang cukup ekstrim. trabas di Hambalang, trabas di sirkuit MX BSD, hingga trabas menerobos hutan di wilayah Ciwidey Bandung sudah pernah dilewati. Namun, saya penasaran dengan trek kali ini, karena saya belum perna sama sekali riding di Jawa Tengah. Undangan saya terima, saya setujui, berangkatlah saya bersama lek Iwan Banaran menuju Semarang.
Adrenalin memuncak! Ya, saya sudah gak bisa tidur dari hari jumat malam. Kebetulan Jumat malam ada dinner bersama para tim Raider mxgp HRC di tengah-tengah dinner 3 punggawa Rider MXGP HRC yakni Tim Gajser, Brian Bogers dan Calvin vlaanderen, menyapa awak media, blogger, vlogger, dan seluruh yang datang dengan hangat dan tentunya penuh semangat dan ambisi untuk dapat tampil terbaik dan memenangkan gelaran MXGP Asia 2019 di Sirkuit BSB Mijen, Semarang.
Mendengar semangat baik yang begitu menggebu saya pun sudah enggak sabar untuk langsung mencicipi tanah yang pastinya sangat menegangkan, apalagi jika dilakukan di tengah hutan dengan rute yang sangat menantang. Yap, memang selain nonton MXGP acara kami lainnya adalah mengikuti Broventure Touring yang tentunya akan sangat menguras adrenalin dan tenaga. malam Itupun saya susah tidur dan kepikiran untuk ngegas motor di trek menantang keesokan harinya! Asli, ga sabarrr…
Keesokan harinya di pagi hari kami sudah sampai di Astra Motor Semarang, untuk mengikuti Broventure Touring yang digelar oleh PT Astra Honda Motor untuk menyambut gelaran MXGP 2019. Gelaran ini dihadiri oleh teman-teman komunitas Honda CRF150L, media, blogger, vlogger dan yang paling mengejutkan ajang ini juga diikuti oleh David John schaap, sahabat saya (cieilaaah!) yang merupakan artis mantan host My Trip My Adventure! asik banget nih ngetrail bareng om artis!
Perjalanan diawali jam jam 8 pagi sebelum berangkat tentunya ada pengarahan dari bapak Thomas Wijaya selaku Head of division marketing dari PT Astra Honda Motor. Lalu ada juga pengarahan mengenai safety riding dari Astra Motor Semarang. Tanpa berlama-lama saya langsung mengambil Honda CRF yang sudah ada tulisan untuk blogger . Adrenaline memuncak bro!
Broventure Ride dimulai!
Kami pun berangkat dari Astra Motor Semarang menyusuri jalur kota Semarang yang pagi itu sangat cerah dan sejuk. saya nggak akan bisa melupakan suasana pagi di Kota Semarang saat itu karena begitu sejuk dan langit yang begitu cerah seakan menyambut petualangan kami. Perjalanan dalam kota bisa dibilang biasa saja karena itulah yang biasanya kami lakukan dengan motor sehari-hari. namun ada beberapa Riders yang sudah nampak tidak sabar ingin melakukan atraksi namun dengan cepat mereka sadar bahwa belum masuk ke dalam hutan jadi langsung Auto perlambat kendaraan hahaha…
Perjalanan dalam kota cukup singkat. Dari Astra Motor Semarang menuju ke jalur trabas hanya membutuhkan sekitar 10 menit saja menyusuri kota Semarang dan memasuki jalur di dekat wilayah kampus Universitas Negeri Semarang. Kami pun mulai menemukan jalur kecil yang terbuat dari paving block. Adrenalin saya semakin memuncak, karena inilah tanda kuat bahwa kami akan segera memasuki jalur yang pastinya akan sangat menantang dan cukup berbahaya! CRF pun saya gas menyusuri jalur tersebut..
Benar saja tak Berapa lama kami pun menemukan jalur kecil yang mulai terbuat dari tanah liat bercampur dengan bebatuan kecil yang siap menggerus ban motor kami. Namun dengan motor yang proper untuk On atau Off Road Seperti CRF150L yang saya naiki ini rasanya obstacles kecil seperti itu tidak terlalu membuat masalah bagi motor. terbukti CRF150L masih dapat dengan mudah melintasinya tanpa harus kesulitan. Bahkan beberapa kali kami mencoba high speed di lintasan yang penuh dengan bebatuan sedang. Nikmat broo! Hal yang tidak bisa dilakukan di motor motor biasa…
Rombongan pun terpisah menjadi dua saya yang masuk ke dalam rombongan dua bersama blogger dan vlogger serta teman-teman komunitas Jalan belakangan. Kamipun mulai sedikit menaikkan tensi dengan cara menggeber geber motor. tentunya saat sudah jauh dari pemukiman warga. Dengan hati-hati saya dan teman-teman lain menyusuri jalur yang saat itu nampak sangat keras karena sepertinya belum ada hujan selama beberapa bulan terakhir.
Semangat saya semakin terbakar ketika melihat di depan ada hutan yang terdiri dari pohon karet besar menjulang tinggi. Ditengahnya ada jalur Setapak yang nampak sulit dilewati oleh kendaraan biasa karena penuh dengan batuan yang berukuran cukup besar. Namun dengan CRF150L, saya masih bisa melakukan sedikit speeding dan motor masih sangat mumpuni untuk digeber di jalur seperti ini. Rasanya nikmat banget saat bisa menggeber motor di jalanan yang kemungkinan besar tidak banyak yang bisa melintasi.
Saya pun beberapa kali hampir tergelincir, namun karena sudah beberapa kali pengalaman mengikuti trabas dengan CRF150L, lama-kelamaan saya mulai bisa beradaptasi dengan jalur makadam seperti ini. Tanah keras yang termakan oleh ban motor yang lewat sebelumnya mempersulit gerak saya karena jaraknya sudah dalam dan ini bisa membuat tergelincir jika tidak berhati-hati. tapi beruntungnya saya bisa sampai ujung di rintangan pertama ini dengan lancar.

Semangat belum habis namun nampaknya kami harus mengendurkan semangat tersebut sementara karena ada beberapa teman rombongan yang tertinggal di belakang. Kemungkinan ada yang tercecer saat di jalan raya. kami menunggu Kurang lebih selama 5 menit dan mengobrol ngobrol bersama teman komunitas blogger serta vlogger dengan sangat akrab ditengah rimbunnya pohon karet menaungi. Setelah itu, petualangan dimulai…
Rute 1 melintasi hutan di Universitas Negeri Semarang dan akan beristirahat di Griya dahar sinongko yang berada di perbatasan Semarang dengan Ungaran. Langsung saja saya ceritakan bagaimana kondisi trek di jalur pertama ini. Rute satu bisa dibilang cukup menantang namun masih dalam kategori yang wajar bukan untuk hard offroad. Di sini kemampuan Honda CRF150L diuji dengan berbagai ujian. Khusus untuk saya ujian Honda CRF150L ini menjadi lebih berat karena harus mengangkut saya yang berbobot lebih dari 1 kuintal! Hahahaha..

Kami bertemu sirkuit “jadi-jadian” berupa tanah lapang yang terbuat dari tanah merah. jalur ini biasanya menjadi taman bermain bagi crosser atau komunitas yang melintasi jalur ini. saya pun bermain beberapa putaran namun tidak sampai ekstrim hingga loncat-loncat, ngeri Bro!
Masuk kedalam lagi kami di pertemukan dengan jalur naik turun di tengah perbukitan yang cukup terjal. Dari sini saya nggak berhenti-berhentinya bersyukur karena diperlihatkan kuasa Tuhan berupa alam yang sangat indah dan asri. Betapa kita sangat kecil jika dibandingkan dengan ini semua.
Di rute satu ini perjalanan masih cukup relatif mudah, hanya ada beberapa halangan berupa jalur yang terkikis oleh ban motor yang ada di depan ini membuat jalur jadi sedikit lebih sulit karena ban lebih sering terperangkap. Beruntungnya sedang musim kemarau, jadi sama sekali tidak ada jalanan yang becek dan sulit untuk dilewati di rute pertama ini. Tidak jarang tim panitia juga menawarkan beberapa jalur yang menghubungkan antara jalur Trabas dengan jalan aspal pada rute satu ini karena memang jarak rute 1 cenderung lebih jauh dibanding jarak rute 2, maka dari itu dicampur dengan jalur aspal sehingga bisa cepat sampai di check point.
Di rute 1 Honda CRF150L yang saya naiki seakan mengeluarkan performa terbaiknya ketika saya meminta untuk mengeluarkan power yang lebih terutama saat tuas gas dipuntir dan kopling dilepas. Torsi yang berlimpah memang identik dengan CRF150L yang memiliki basis engine 150cc 2 katup PGM-FI yang memang terkenal mempunyai torsi yang cukup besar. Tanjakan curam berbatu dengan lubang yang cukup dalam dapat dengan mudah dihajar oleh CRF150L.
Saya pun memberi jempol kepada suspensi dari Honda CRF150L karena menurut saya suspensi ini sangat proper dan mempunyai rebound yang cukup baik terutama untuk dipakai melintasi jalur yang rusak. Begitupula suspensi belakang yang cukup stiff membuat motor menjadi stabil saat melintasi jalur. Bahkan dengan Rider yang berbobot di atas 1 kuintal motor ini masih ngacir aja tanpa halangan. Walau beberapa kali di rute 1 saya harus terjebak karena teknik yang kurang baik dan momentum yang kurang, namun lagi-lagi dengan sedikit penyesuaian, CRF150L bisa melahapnya dengan mudah.
Waktu menunjukkan pukul 12 siang, perut sudah mulai krucukan, badan mulai lelah, mata mulai terkantuk dibuai udara daerah Gunungpati yang sejuk dan menenangkan. CRF150L pun tetap saya pacu mengikuti irama rombongan yang mulai ngegas lagi karena banyak bertemu tanjakan. Dua kali terperosok ke lubang hasil musim hujan yang sudah mengering memang membuat tubuh ini semakin lelah dan pegal. Lumayan, ngangkut motor bro! Untungnya kami saling mengerti dengan saling membantu satu sama lain.. Singkat cerita, kami tiba di sebuah warung diatas bukit yang sangat sejuk. Berhentilah kami untuk sekedar melepas dahaga dan meluruskan otot…
Baru mau ngunyah gorengan… rombongan mulai kembali memutuskan untuk maju. Gorengan pun disimpen lagi. Karena menurut Leader checkpoint sudah dekat, tidak sampai 20 menit lagi. Daripada berlama-lama dan makin ngantuk, kami memutuskan untuk ENGINE ON dan gass lagi menuju Checkpoint di RM Griya Dahar Sinongko. Perjalanan dari checkpoint sebelumnya menuju Griya Dahar Sinongko melewati beberapa tantangan, namun bisa dibilang cukup mudah karena hanya melewati jalur bebatuan dengan tanah kering. Tak jarang pula, kami menemukan hamparan sawah dengan background gunung yang luar biasa indah, dan kami harus berjalan di jalan setapak pinggir sawah. Asli, ngeri bro..
Benar saja, tak sampai 20 menit kami pun sampai di Griya Dahar Sinongko. Motor saya parkir dan segera saya melepas seluruh peralatan safety yang memang cukup menyiksa (ukurannya pas semua bro!). Secepatnya saya ambil es teh manis dengan sepiring nasi dan lauk pauk sederhana. Tak lupa, gorengan bakwan untuk menghangatkan diri. Hahaha! Makanan khas desa disuguhkan dengan nikmat, saya pun makan dengan lahap, walau gak banyak karena sudah kenyang dengan angin dan debu tanah di jalan yang luar biasa banyak. Kami pun bersantai sejenak, meluruskan otot yang tegang, melemaskan adrenalin yang memuncak, hingga kondusif…
Bersambung disini, sampai part 2!
Leave a Reply