Review dan Test Ride Suzuki GSX-R150 ; Layak Disebut Keluarga GSX-Series!

Tentu gak bisa main-main untuk merancang sebuah motor yang membawa nama besar GSX-Series. Generasi keturunannya harus punya karakter yang kuat, performa yang “gila”, serta kualitas yang gak bisa disepelekan. Menghabiskan 4 lap di sirkuit Sentul, apa yang bisa saya rasakan bersama jagoan terbaru dari Suzuki Indonesia ini?

IndoRide.com – Assalamualaikum brosist, salam geber sampai redline!

wp-1485827535812.jpeg

Kata orang bijak, gak perlu lama-lama untuk merasakan cinta. Cinta itu bisa datang dalam kondisi apapun, bahkan hanya dalam tatapan mata aja.. Begitulah yang saya rasakan saat melihat sosok Suzuki GSX-R150 ini di Sirkuit Sentul hari Kamis, 26 Januari 2017 lalu. Memang, saya sudah pernah bertemu sosoknya saat di ajang IMOS 2016 lalu, namun saat itu sosoknya terasa biasa saja buat saya..

Setelah melihat sosoknya lebih dalam, lebih lama, ternyata saya mulai jatuh cinta. Iya, jatuh cinta yang sama ketika dulu, pertama kali melihat Yamaha Byson di jalanan. Rasa ini kembali muncul! Lihat sang Baby GSX di ujung sana berwarna putih, dengan standart paddocknya membantu ia berdiri. Ah, indahnya.. Kenapa harus warna putih.. Bikin pengen beli..

Desain

What do you think?
What do you think?

Cukup soal cinta-cintaan! Beralih ke desain.. Apa yang brosist pikirkan ketika melihat sosok GSX-R150 pertama kali? Aneh? Gak sesuai sama selera rata-rata orang Indo yang sukanya motor fairing dual keen eyes? Oh meen.. Awalnya saya juga gitu! Sepertinya kita (atau sayah) sudah didoktrin dengan motor fairing dual keen eyes ya hahaha..

Fairing yang simple, tangki yang kekar, dan buritan yang menyatu dengan body.. ah..
Fairing yang simple, tangki yang kekar, dan buritan yang menyatu dengan body.. ah..

But, simplicity kills it all.. Desainnya yang mengalir, agresif namun gak lebay *ups, originalitasnya yang memang mengambil garis design dari GSX-R1000, membuatnya terlihat sederhana dan gak terlihat ramai brosist. Kalau bisa dibilang, desainnya jauh dari mengintimidasi, gak nurutin pakem sport fairing 150cc masa kini yang makin runcing, GSX-R150 punya jalannya sendiri.. Tapi memang begitulah klan GSX seharusnya!

Jadi kecil ya?
Jadi kecil ya?

Pakai shock teleskopik dan stang underyoke, serta desain fairing dan buritan yang lagi-lagi sangat simple dan gak terlalu banyak lekukan, membuatnya semakin enak untuk dipandang. Untuk orang berpostur tinggi besar seperti saya, memang motor ini terlihat kecil saat disandingkan dengan saya. Namun, saat dinaiki, gak begitu terintimidasi oleh badan saya kok nih motor! Tapi memang motor ini kabarnya didesain dengan riset untuk orang Indonesia asli yang berpostur tubuh 160-170cm. Berarti saya yang kegedean badan… Sial! XD.

Kegedean ga menurut brosist sayanya?
Kegedean ga menurut brosist sayanya?

Build Quality 

wp-1485827504321.jpeg

Beberapa kali diskusi sama kang Enoanderson soal build quality dari GSX-R150 ini, kami melakukan sedikit observasi di bagian las-lasan dan sambungan. Terlihat cukup… atau memang bener-bener rapi buat motor massproduction 150cc. Plastiknya pun cukup solid dan nyaris tidak ada bagian yang renggang dan bisa dimasukin jari. Saya ga mau ngomong banyak deh, daripada saya dibilang sales nantinya… Coba sambangi unitnya langsung dan coba ketok-ketok plastiknya dan raba-raba las-lasannya.. XD.

Test Ride!!

Siap!
Siap!

Saatnyapun tiba, saya bersama blogger-blogger lain yang kebetulan datang ke acara Suzuki tersebut dipersilahkan untuk menyiksa si Seksi yang memang sudah siap disiksa. Oh god, adrenalin memuncak! Segera saya pilih warna favorit saya, yes, absolutely, White!

Its my choice... Number 13!
Its my choice… Number 13!

Pasang dekker dan perangkat safety lainnya, dan langsung saya tunggangi sang Baby Gixxer yang sudah siap disiksa ini. Putar knop Keyless Ignition Systemnya ke arah kanan, dan pencet starternya. Waw.. Cukup sekali pencet mesin langsung nyala. Saya coba geber-geber sedikit motor dengan nomor 13 ini …

wp-1485828843163.jpeg

Dentuman suara yang keluar dari knalpot berlubang duanya terasa cukup ngebas untuk didengar. Kabarnya sih karena ukuran leher yang besar, jadi suara yang keluar juga seksi tuh brosist. Sayangnya, knalpot tersebut adalah knalpot full system  yang gak bisa diganti silencernya aja. Padahal kalo bisa slip on, enak banget nih! XD.

Akhirnya dikasih kesempatan untuk keluar dari pit satu persatu. Saya keluar pit terakhir karena ngurusin kamera dulu yang belum dinyalain.. Nasiib nasib XD. Pertama tekan kopling terasa empuk, wajar karena motor baru ya. Tarik throttle sedikit, lumayan terasa hentakannya, walaupun gak bisa ngajol-ngajol kayak mesin Overstroke 150cc. Lap pertama saya habiskan untuk mengenali karakter sirkuit sentul. Maklum, saya baru pertama kali nyentul! Hahaha.. newbie banget yah.

Daripada nanti ngegasruk atau masuk ke bebatuan samping sirkuit, lap pertama saya habiskan untuk mengenali karakter sang Gixxer beserta racing line saya. Setelah dapat, langsung geber! Sayangnya, saya ketinggalan jauh sama blogger-blogger senior kayak mang Kobay, om Vandra, lek IWB, dan wak haji TMC. Wajar, mereka udah paham sirkuit :D.

gsx1 gsx2

Sempet balapan sama kang Enoanderson dan lek Aripitstop

Lantas, gimana feel saya ketika naik light sportbike yang satu ini? Yap, it’s totally fun! memang beginilah rasanya naik motor 150cc yang seharusnya. Ringan, nurut, dan ga bikin kita ngeluarin banyak effort buat mengendalikannya. Tikungan patah saya lahap dengan mudah dan lutut hampir menyentuh aspal sirkuit. Menikung dengan kecepatan 60 km/jam terasa mudah dan ga butuh pengendalian lebih! Asyik!

Nemu straight cukup panjang, panaslah hati saya untuk geber si DOHC Overbore ini. Mau tau nafasnya kayak gimana? Saya yang biasa bawa Yamaha Byson yang suka kecekek limiter di 9500rpm, bawa si Gixxer serasa keenakan! Sampe lupa kalau sudah limit di 13ribu rpm. Dan saat kena limit juga ga berasa kena limit, cuma berasa kecepatannya ga naik lagi, dah gitu aja! Makanya saya heran, limiternya bener bener “limiter” di speedo! Edann..

Shifting per gigi saya habiskan pada rpm diatas 12000an. Tenaga ngisi terus, seakan minta lagi untuk disiksa! Sampai ada kesempatan untuk overtake satu persatu blogger yang ada didepan saya. Mbah Bonsaibiker, kang Ari Pitstop, kang Enoanderson serta om Rama Otoborn yang sempat bertarung dengan saya. Kami benar-benar mengeksplorasi powernya brosist!

Sampai bertemu momen saat saya ga sengaja terlalu kencang saat ingin melibas tikungan. Sempat keringat dingin, takut piranti pengeremannya tidak sesuai dengan ekspektasi saya sebelumnya. Nyatanya, kaliper rem Bybre dan selang rem Brembo bisa membuat sedikit senyum tersungging di bibir saya saat mencoba ngerem dari 110 kpj ke 50 kpj. Pakem tanpa gejala ngesot yang saya takutkan.. good job! 

CUma dapet seginiii
CUma dapet seginiii

Tikungan demi tikungan saya coba libas se efisien mungkin. Sampai nemu straight sentul yang paling panjang, saya coba maksimalkan untuk mengail topspeed maksimal! Sayangnya saat keluar tikungan terakhir saya kurang maksimal, jadi topspeed yang tercatat cuma 134 kpj saja.. Blogger lain yakni mang Kobayogas bisa sampai 146 km/jam, dan media ada yang ngetest sampai 148 km/jam!

Top speed memang bukan acuan utama saya saat ngetest motor ini. Yang lebih saya tekankan adalah, bagaimana si Baby Gixxer mengakomodasi kebutuhan speed saya, kebutuhan saya untuk miring miring, kebutuhan saya untuk pentokin gas di setiap rentang gigi, dan alhamdulillah saya dapatkan itu semua saat nyentul bersama si Gixxer Kamis kemarin. And, what’s the point?

Kesimpulan

wp-1485827782917.jpeg

Saya memang bukan penulis yang baik, apalagi test rider yang baik. Saya ingat banget ketika saya dibully habis-habisan di YouTube karena ngetest motor “kurang bener” menurut mereka. Tapi yang saya tau, saya punya sesuatu  untuk dipuaskan. Ya, hasrat ketika bersama sang motor yang sedang saya test! Pertanyaannya, apakah GSX-R150 ini cukup memuaskan saya di habitat aslinya? 

Gimana kalau dibawa harian ya?
Gimana kalau dibawa harian ya?

Saya bisa bilang, cukup puas dengan performa keseluruhannya. Mulai dari bicara Build Quality khas Suzuki, sampai ke performa pengereman, power mesin, hingga handling. Meskipun ia hadir tanpa gimmick part untuk menaikkan performa, namun saya rasa performanya sudah cukup untuk membuat saya tersenyum kecil. Pengeremannya terasa mumpuni untuk meladeni tenaga 19hp yang dikeluarkan dari mesinnya. Suara yang mendentum halus dari knalpot dua lubangnya juga asyik, terutama bagi yang gak suka suara knalpot racing yang terlalu kencang..

Overall, Good job Suzuki! Dengan desain yang kompak dan power mesin yang mumpuni (setidaknya di Sirkuit), saya rasa GSX-R150 sudah layak untuk membawa nama klan GSX. Tidak menyimpang, but stay on the line. Memang sejauh ini saya belum menemukan kekurangan motor ini, maklum baru sekali test.. Tinggal kita coba nanti test harian, sebagai habitat aslinya, apakah sang GSX-R150 ini mumpuni untuk kegiatan harian kita? Terlebih untuk lingkungan macet seperti Jakarta dan sekitarnya? Kita lihat saja nanti! :D.

So, untuk melengkapi review saya yang punya banyak kekurangan ini, saya sertakan videonya dibawah ini ya brosist. Brosist bisa lihat pergerakan rpm serta hentakan dari motor yang dibawa oleh manusia berbobot diatas 100kg ini.. Hahaha!

Oke, terimakasih banyak untuk brosist yang bersedia membaca review ala kadarnya ini. Memang masih banyak banget kekurangan yang saya rasakan di tulisan ini. Tapi saya bisa jamin, ini berdasarkan pengalaman dan tanpa saya buat-buat sedikitpun. Semoga bisa jadi referensi untuk brosist sekalian di kelas sportbike fairing 150cc ya! Apalagi denger-denger harganya 27 jutaan aja sampe bulan maret.. Jual ginjal laku ga ya? wkwkwkwk XD.

Thanks for reading and sharing,please leave your comment below here,and see you on the next article.

Wassalamualaikum.

Written by Alki Rahmatullah

Follow me on..

Facebook Fanspage : Indoride.com
Facebook : Alki Rahmatullah
Twitter : @alkirahmatullah
Gmail : rahmatullahalki@gmail.com
Instagram : @indoride


0 thoughts on “Review dan Test Ride Suzuki GSX-R150 ; Layak Disebut Keluarga GSX-Series!”

  1. kesannya bener² motor balap 150cc yang di detune buat harian ya…
    bodi biasa aja yg penting aerodinamis, kaki nggak kegedean persis kayak motor balap 125-250cc betulan, power nambah terus kayak nggak dicekik dibawah

    Reply
    • I feel it too hehe.. memang sepertinya begitu kang. Dan masih banyak yang bisa dimaksimalkan, knalpot, limiter, naikkan kompresi, bisa tembus diatas 20 hehe IMHO.
      bodynya memang streamline, saya ngerasain pas disentul

      Reply
  2. kalo saia pribadi, kecepatan sudah menggapai angka di atas 100 kpj sudah cukuplah, karena saia masuk kategori rider berkarakter turing (beda sama adik dan kakak perempuan saia yang berkarakter balap), bagi saia kelincahan dan respon putaran bawah-menengah yang baik itu adalah poin terpenting biar gampang selap-selip di kemacetan ibukota, menghindari jebakan/lobang di jalanan yang belum saia kenal medannya, maupun saat berakselerasi dengan ‘malas’ (malas buka throttle secara penuh) saat perjalanan jauh… kesimpulannya, GSXR sepertinya sudah mengakomodasi poin-poin tersebut, apalagi ada value tambahan berupa topspeed yang terbilang ‘edan’ untuk motor empat tak berkubikasi kecil (150cc), he3

    Reply
    • Nah berarti akang sepaham dengan saya hehe, jarang nyentuh diatas 100kpj. Saya pribadi tertarik sama yang GSX-S nih kang, soalnya nih motor emang nurut banget. Pengen ngerasain naik yang agak rileks dengan mesin buas 😀

      Reply

Leave a Comment